Nonton Film The Huntresses (2014) Subtitle Indonesia Filmapik
Synopsis
ALUR CERITA : – Bertempat di Periode Joseon, tiga musketeer cantik bertarung melawan kelompok kuat yang mencoba menggulingkan keluarga kerajaan dan mendapatkan kekuasaan mutlak. Pemimpin dari Tiga Musketeer Cantik adalah Jin-ok, seorang wanita yang cerdas dan saleh. Hong-dan adalah satu-satunya wanita yang sudah menikah di antara ketiga wanita itu. Ga-bi adalah yang termuda di antara para musketeer dan unggul dalam pertarungan.
ULASAN : – Setelah membaca kritik, saya memiliki ekspektasi yang agak rendah untuk film ini. Saya hanya memberikannya kesempatan karena saya adalah penggemar berat sinema Korea Selatan pada umumnya dan film-film berlatar dinasti Joseon pada khususnya. Saya juga sedikit pengagum diva Kpop Son Ga-In, jadi saya harus menonton film ini hanya untuk penampilannya. Ternyata, penampilan akting Ga-In, meski jauh dari layak Oscar, ternyata lumayan, dan hal yang sama bisa dikatakan tentang film secara keseluruhan. Plot yang agak tipis memiliki beberapa panjang di bagian tengah, tetapi meningkat menjelang akhir dan memberikan resolusi yang memuaskan dan penuh aksi. Pergantian komedi slapstick, drama, dan romansa yang dikeluhkan beberapa kritikus tidak terlalu menggelegar, dan juga tidak biasa untuk film Korea. Pikirkan “Yang Baik, Yang Jahat, Yang Aneh”, atau ambil drama psiko-ilmiah “Selamatkan Planet Hijau” jika Anda menginginkan contoh ekstrem. Memang, bagian dramatisnya sedikit seperti sinetron, dan saya bisa melakukannya dengan lebih sedikit pengulangan kilas balik masa kecil yang tragis. Tapi selain itu, film ini menghadirkan bioskop popcorn yang dapat ditonton dengan sempurna dengan set dan efek yang sangat bagus, akting yang lumayan, dan koreografi pertarungan yang dapat diterima. Pertengkaran Ga-In dan Ye-Won bahkan membuat saya tersenyum beberapa kali, dan romansa antara Ga-Bi (Ga-In) yang tegas dan karakter pelawak komik yang malang keduanya konyol dan manis. PS: Peninjau lain menggambarkan wanita peran utama sebagai seksis dan stereotip. Saya kebetulan merasakan hal yang sebaliknya, karena saya membenci kiasan “karakter wanita kuat” yang ada di mana-mana. Para pahlawan wanita Hollywood yang kerdil secara emosional dan berkode laki-laki mengagungkan ciri-ciri karakter laki-laki tradisional dan hanya memperdalam stereotip yang menyamakan feminitas dengan kepasifan dan emosi dengan kelemahan. Ketiga pemeran utama dalam Pemburu sama sekali tidak lemah dan penurut, namun mereka masih wanita muda yang tidak menyembunyikan sisi feminin mereka (atau sisi konyol mereka, dalam hal ini). Ini adalah perubahan yang menyegarkan menurut saya, seperti kurangnya pakaian tempur yang tipis dan terbuka.